Ditjen Dikti Luncurkan Buku IDCP, NVCF 2020, dan Booklet Pembelajaran Daring

Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) meluncurkan tiga buku yang berkaitan dengan dunia pendidikan tinggi dan merupakan buah karya dari perguruan tinggi. Adapun ketiga buku tersebut antara lain buku Inti Dasar Capaian Pendidikan (IDCP), National Virtual Career Fair 2020 (Seed of Resilience), dan Booklet Pembelajaran Daring. Peluncuran ketiga buku ini bertujuan untuk menggalakan penerbitan buku-buku pemikiran dari perguruan tinggi yang bersifat ilmiah populer untuk perguruan tinggi maupun masyarakat luas pemerhati pendidikan tinggi.

“Semasa pandemi ini banyak buku yang lahir dari sejumlah perguruan tinggi. Sehingga peluncuran buku ini juga sebagai upaya membangun budaya membaca guna meningkatkan literasi nasional,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, saat acara peluncuran buku yang digelar secara daring, Rabu (9/12).

Nizam menjelaskan buku IDCP sendiri merupakan buah karya dari Majelis Pendidikan Dewan Pendidikan Tinggi yang berisikan infusi IDCP dalam pembelajaran berbagai mata kuliah di bidang ilmu yang berbeda. Sehingga, buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang implementasi IDCP dalam berbagai rentang pemikiran.

“IDCP ini buah pemikiran tentang bagaimana membangun nilai-nilai penting bagi dunia pendidikan tinggi yang harus diwujudkan secara holistik, mulai dari kecakapan kompetensi hingga semangat berpikir kritis dan kreatif, sebab dosen bukan hanya transfer ilmu, namun juga memperkuat karakter tersebut,” ucap Nizam.

Sementara itu, buku NVCF merupakan bentuk resiliensi dari perguruan tinggi untuk mengawal lulusan-lulusannya di masa pandemi. Buku ini juga merupakan hasil dari kolaborasi ratusan pusat karir di Indonesia yang ditulis berdasarkan pengalaman tim dalam menyelenggarakan National Virtual Career Fair semasa pandemi melanda.

Pusat karir sendiri adalah unit di perguruan tinggi yang bertujuan untuk menghubungkan lulusan dengan dunia kerja yang telah dikembangkan di hampir seluruh PTN dan PTS. Adapun program-programnya antara lain menyiapkan mahasiswa untuk berkarir dan job center untuk rekrutmen kerja dari industri atau dunia kerja.

“Selama ini career fair diselenggarakan secara tatap muka, tapi saat pandemi terpaksa dilaksanakan secara virtual sehingga banyak insight yang bisa diperoleh dari hal tersebut yang kemudian dituangkan dalam buku ini,” jelas Nizam.

Lebih lanjut Nizam menjelaskan Booklet Pembelajaran Daring berisikan tips sederhana namun praktis yang ditulis oleh rekan-rekan praktisi pembelajaran daring yang diharapkan dapat menjadi referensi para dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran daring. Menurutnya, pembelajaran daring memang memiliki banyak kelebihan serta kekurangan sehingga tidak bisa menggantikan pembelajaran tatap muka sepenuhnya. Namun kehadiran teknologi akan memperkuat dan memperdalam proses pembelajaran ke depannya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani mengatakan saat ini tengah dilakukan transformasi pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang unggul, berdaya saing, produktif, fleksibel, serta adaptif pada era digital dan global. Peluncuran buku tersebut merupakan buah karya dari insan pendidikan tinggi yang bertujuan untuk memberikan panduan dan juga wawasan pengetahuan.

“Dengan adanya ketiga buku ini, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh pemangku pendidikan tinggi khususnya dosen dan mahasiswa,” kata Paris.

Terkait transformasi pendidikan tinggi, Ketua Majelis Pendidikan Dewan Pendidikan Tinggi, Sudjawardi, menuturkan penting bagi pemerintah untuk melakukan smart planning, excellent implementation, dan meninjau kembali peraturan-peraturan yang telah dibuat sebelumnya guna mempercepat transformasi-transformasi yang akan dilakukan ke depannya. Ia pun menegaskan pentingnya implementasi dari berbagai gagasan yang dirancang oleh sejumlah pihak dalam mengakselerasi transformasi tersebut.

“Gagasan-gagasan tadi kan sudah, mungkin peraturan-peraturan yang ada bisa dilihat kembali karena siapa tahu ada ruang yang bisa mempercepat sehingga bisa dibuat peraturan baru,” ucapnya.

Sementara itu, terkait dengan penyelenggaraan NVCF, narasumber Engineering Career Center, Nurhadi Irbath mengungkapkan banyak lulusan yang berstatus menganggur akibat proses rekrutmen kerja yang terhenti semasa pandemi. Menurutnya, permasalahan ini menjadi landasan dari munculnya inovasi career fair secara virtual yang membantu sekitar 1 juta lulusan perguruan tinggi di masa pandemi dalam mempersiapkan peluang karir melalui talent pool, talent development, dan selection process.

“Kampus-kampus besar dunia, mempunyai unit career service, seperti Harvard dengan office of career service, kemudian MIT ada career advising and professional development, dan NUS dengan unit career center for future ready graduates yang dikelola secara profesional,” lanjutnya.

Oleh karena itu, hadirnya buku NVCF diharapkan dapat menjadi karya nyata sebagai upaya mengembangkan pengelolaan pusat karir di berbagai perguruan tinggi secara optimal. Nurhadi pun menilai buku ini dapat menjadi panduan dan bekal bagi para mahasiswa yang akan mengikuti proses rekrutmen secara virtual sebab hampir 95% industri mengatakan akan melanjutkan proses rekrutmen ini guna memangkas anggaran serta memiliki tingkat kehadiran yang lebih tinggi.

Di sisi lain, Founder Biru Peduli Foundation, Ahmad Yuniarto, menyampaikan bahwa baik peluncuran buku maupun penyelenggaraan NVCF merupakan salah satu bentuk frugal innovation. Dengan kata lain, yaitu inovasi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dengan menggunakan apa pun yang dimiliki. Selain itu, gagasan seperti penyelenggaraan NVCF juga perlu dilanjutkan agar tidak terjadi depresiasi pengetahuan pada mahasiswa yang belum memiliki pekerjaan.

“Frugal innovation akan pas dengan apa yang kita butuhkan, jadi apa yang dibutuhkan mahasiswa dan apa yang dibutuhkan perusahaan akan coba dihubungkan,” ujarnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)