Mendikbud Dorong Pengembangkan Produk Lokal guna Mendukung Pembelajaran

Jakarta, Kemendikbud - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri, banyak potensi produk lokal dan unik dengan nilai jual tinggi. Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi kehadiran produk-produk tersebut dan pengembangannya untuk menunjang kebutuhan pembelajaran.   
 
Produk yang dimaksud merupakan hasil produksi dari alumni, lembaga kursus dan pelatihan, SMK, perguruan tinggi, dan satuan pendidikan vokasi lainnya. Salah satu contohnya adalah Estima. Dijelaskan Mendikbud, Estima adalah merek produk elektronik yang dengan basis produksi di Solo yang produk unggulannya adalah LCD (liquid crystal display) panel interaktif dan laptop.
 
“Ini saya punya laptopnya di sini, luar biasa buatan anak bangsa. Secara khusus Estima akan bekerja sama dengan SMK untuk perakitan kedua produk tersebut yang diharapkan dapat mendukung pembelajaran di satuan pendidikan secara lebih luas,” ucap Mendikbud dalam pidato yang disampaikan secara virtual pada acara “Expo Produk dan Pagelaran Seni Budaya” di Jakarta (12/12).
 
Di bagian lain, Mendikbud mengaku gembira dan bangga melihat beberapa contoh produk-produk boga buatan lokal yang sangat khas, seperti buah carica, kopi, rendang jengkol, bahkan kimchi lokal. “Kita liat nih, ada manisan Dieng Cabe. Kita punya To Me Coffee, kopi asli khas Lampung. Ada kimchi buatan, ini salah satu kesukaan saya, kimchi buatan lokal. Ada jus carica, ada rendang sapi, rendang jengkol, dan juga berbagai macam produk-produk kopi, seperti kopi luwak di sini, dan juga kopi luwak Cikole, luar biasa. Ini buatan produk kebanggaan anak-anak bangsa kita,” jelasnya.
 
Dalam rangka mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 14 Mei 2020 lalu, Kemendikbud turut menyelenggarakan kegiatan kampanye Gernas BBI pada 1-15 Desember 2020.  Acara yang dilatarbelakangi untuk menggairahkan pasar produk lokal itu, puncaknya berupa pagelaran “Expo Produk dan Pagelaran Seni Budaya” untuk konten digital yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pada 12 Desember 2020.
 
Adapun bentuk kegiatannya mencakup perkenalan produk hasil satuan pendidikan di bawah binaan Kemendikbud dan/atau produk lokal daerah dengan hastag #HANYAADADISINI. Produk tersebut turut dipublikasikan pada kanal media sosial Kemendikbud.
 
Menteri Nadiem berharap, semoga GBBI menjadi sebuah wadah berkelanjutan untuk terus mendorong penciptaan produk-produk karya terbaik anak bangsa dan penguatan pemasaran di kanal digital. Dengan begitu, target pasarnya menjangkau lebih luas lagi, tidak hanya di tingkat nasional namun hingga ke taraf internasional.
 
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kemendikbud, Wikan Sakarinto juga berkeinginan agar produk lokal yang dihasilkan satuan pendidikan vokasi yakni sekolah menengah kejuruan (SMK), politeknik/akademi komunitas nasional (AKN), serta lembaga kursus dan pelatihan (LKP); dapat lebih dikenal masyarakat. “Edukasi dan literasi kecintaan dan kebanggaan menggunakan produk-produk dalam negeri harus terus ditanamkan sejak dini, terlebih pada generasi milenial,” ujar Wikan Sakarinto.
 
Selain melibatkan satuan pendidikan di bawah binaan Kemendikbud dan para pelaku UMKM untuk memperkenalkan ragam hasil produk lokal, “Expo Produk dan Pergelaran Seni Budaya” juga menampilkan ragam pertunjukan menarik. Mulai dari tari kontemporer dengan koreografer Deni Malik, bincang-bincang santai dengan direktorat jenderal terkait bersama influencerfashion show karya SMK NU Banat Kudus, Tik Tok Challenge, hingga pertunjukan musik Ian Antono dan Naida. Seluruh kegiatan diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
 
“Untuk itu mari kita berbangga hati menggunakan produk buatan Indonesia,” ajak Mendikbud seraya mengakhiri pidatonya. ***(Denty.A/Aline.R)