Seminar Virtual Nasional Pusaka Jadi Media Penguat Karakter Bangsa

Jakarta, Kemendikbud --- Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Pekan untuk Sahabat Karakter (Pusaka). Salah satu kegiatannya adalah seminar virtual nasional dengan tema “Generasi Cerdas Berkarakter, Indonesia Maju Bermartabat”. Acara ini diselenggarakan dalam rangka mengedukasi dan memberikan inspirasi kepada guru, tenaga kependidikan, dosen, pelaku budaya, siswa serta orang tua akan pentingnya peran seluruh pihak dalam penguatan karakter bangsa.
 
Kegiatan seminar ini dilakukan secara dalam jaringan (daring) pada hari Kamis, 10 Desember 2020 dan disiarkan melalui aplikasi zoom meeting serta kanal YouTube Puspeka Kemendikbud. Kegiatan Pusaka merupakan acara yang diselenggarakan oleh Puspeka untuk menunjukkan adanya PAS, yaitu Penampilan (kinerja), Apresiasi, dan Selebrasi dari apa yang sudah dilakukan secara kolaboratif selama satu tahun ini.
 
Kepala Puspeka Kemendikbud, Hendarman, mengungkapkan bahwa target acara ini adalah seluruh ekosistem pendidikan. “Target peserta dalam seminar ini adalah satuan pendidikan, orang tua dan masyarakat,” ungkapnya secara virtual di Jakarta, Selasa (8/12).
 
Acara seminar virtual ini berlangsung selama satu hari yang terbagi menjadi tiga sesi di mana setiap sesi terdiri dari 1.000 orang partisipan. Keseluruhan diskusi dilakukan di ruang utama setelah itu dilanjutkan di tiga ruang diskusi kecil. Hendarman menjelaskan, rangkaian acara akan diisi oleh para narasumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta narasumber lain yang merupakan pejabat di instansi terkait sekaligus publik,” jelas Hendarman.
 
Fokus lain diadakannya seminar ini adalah untuk mengampanyekan kebijakan Puspeka yang utamanya tertuang dalam enam dimensi profil Pelajar Pancasila. Keenam profil tersebut meliputi: beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; gotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.
 
“Ini adalah kebijakan Kemendikbud yang bertujuan untuk terciptanya SDM yang unggul, di mana SDM unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujar Hendarman
 
Pada kesempatan yang sama, Hilbram Dunar, salah satu moderator mengungkapkan bahwa peran seorang ayah dalam menanamkan nilai penguatan karakter sangat penting. “Untuk saya peran utama ayah dalam keluarga adalah sebagai contoh karakter baik, mulai dari keyakinan, kebiasaan sampai kepribadian anak diawali dari mencontoh ayahnya.” ungkap pria kelahiran Banda Aceh itu.
 
Sebagai figur publik, Hilbram senantiasa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kesehariannya. “Dalam pekerjaan sebagai figur publik, memiliki karakter yang baik sesuai Pancasila menjadi hal utama yang saya jadikan dasar bekerja agar bisa menyaring berbagai gangguan,” tegas Hilbram.
 
Hilbram berpesan, agar Sahabat Karakter senantiasa berperilaku baik karena cerminan pribadi yang baik dalam keseharian akan membentuk karakter manusia yang baik pula. “Teruslah berusaha dalam kebaikan, karena kebiasaan baik akan menjadi karakter diri yang membawa kita menjadi pribadi sukses dalam berbagai bidang,” pungkasnya.
 
Di bagian lain, peraih medali emas FLS2N SMA 2012, Vicky Aditya Salamor, juga menjelaskan betapa pentingnya memiliki karakter yang baik. Milenial yang menggeluti dunia musik sejak kelas 3 SD itu menjelaskan bahwa musik mampu mengubah karakter pada dirinya.
 
“Musik mengubah karakter termasuk perilaku saya, dari awal sifatku yang lumayan keras kepala menjadi mengerti bagaimana menghadapi orang yang berbeda-beda, bisa menyesuaikan diri, bagaimana menghadapi orang saat saya bermain musik ataupun tidak bermain musik,” ujar pemuda asal Ambon itu.
 
Musisi yang juga aktif di media sosial ini tidak membatasi dirinya dalam mengeksplor dunia musik. Baginya, musik bukan hanya sekadar hobi, lebih dari itu musik bisa membawa kita pada masa depan yang lebih baik. “Jangan pernah takut, jangan pernah minder untuk bersaing. Hal yang penting adalah bersainglah secara sehat untuk menggapai mimpi,” pesannya.
 
Narasumber lain yang juga public figure, Alya Rohali menekankan pentingnya karakter untuk dimiliki anak dan orang tua terutama dalam pembelajaran di masa pandemi ini. “Saya yakin anak-anak Indonesia adalah anak yang kuat, karakter mereka akan ditempa selama pandemi ini, belajar secara online yang penting butuh kesabaran, tidak hanya anak tetapi juga orang tua harus sabar,” terang wanita yang mengawali kariernya sebagai None Jakarta Barat ini.
 
Alya Rohali juga memberi apresiasi bahwa kehadiran Puspeka merupakan sebuah terobosan yang baik untuk Kemendikbud bisa mengawal dan menguatkan karakter anak-anak Indonesia terutama menghadapi era global. “Saya senang dengan hadirnya Puspeka di Kemendikbud, ini merupakan hal yang baik dan saya tunggu capaian apa nanti yang akan dibuat oleh Puspeka,” pungkas Alya. ***(Dina K./Dina.A/Denty.A/Aline.R)